Rabu, 14 Januari 2009

Perdagangan Karbon

Perdagangan Karbon 
Indonesia menjadi tukang kebun eksklusif dunia 

Kalau kita rajin mengikuti berita global warming, pasti bakal sering mendengr protokol Kyoto disebut. Udah tau belum protokol Kyoto itu apa? Protokol Kyoto adalah rancangan dunia untuk climate change. Protokol ini dibuat tahun 1997 dan diharapkan tahun 2012 udah selesai. 
 Dari hasil protocol Kyoto, muncul kebijakan- kebijakan baru menurunkan emisi. Kebijakan ini dibuat berdasarkan kompromi antara negara berkembang dan negara maju. Ada beberapa negara, diantaranya amerika yang menolak pengurangan emisi dengan alasan ini membuat perekonomian mereka merugi. Maklum, deh, gals, soalnya perindustrian mereka harus dibatasi kalau pengurangan emisi diberlakukan. Negara industri ini dalam konferensi PBB disebut Negara annexI. Ada 35 negara yang termasuk didalamnya. Diantaranya Jepang, Kanada, Prancis, Amerika, Inggris, Belanda, Swedia.
 Dibuatlah kesepakatan agar industri tetap berjalan, tapi global warming tetap diantisipai. Di antaranya adalah clean development mechanism atau mekanisme pembangunan bersih. Dalam kebijakan yang biasa disebut perdagangan karbon, negara berkembang harus membantu negara maju agar menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Negara berkembang juga harus membantu negara maju mencapai target peurunan emisi negaranya. So how do you do that?? Prinsipnya adalah saling kerjasama.
 
 Negara maju punya industri yang menghasilkan gas rumah kaca. Sementara, Negara berkembang punya lahan hutan yang bisa menyerap gas karbon. Jadi Negara maju bisa barperan mengurangi emisi GRK dengan cara membeli kredit karbon atau membayar proyek rumah lingkungan di negara berkembang untuk mengurangi GRK. Contoh, Amerika harus membayar sekian jumlah uang untuk pelestarian hutan di Indonesia supaya GRK Amerika bisa diserap hutan kita. Pada dasarnya kita seperti tukang kebun eksklusif gitu, gals.
 Setip penurunan emisi yang setara dengan satu ton karbon, Negara maju itu akan mendapat certified Emissions Reduction(CERs/Sertifikat Kredit Karbon). Harga per sertifikat CER tahun 2006 adalah 10.90 dollar AS. Sertifikat ini berupa lembaran surat berharga di pasar karbon. Missal, Amerika Punya target menurunkan emisi GRK dua juta ton pertahun. Berarti dua juta x $ 10,09 = $ 21.800.000AS jumlah yang harus dibayar ke Negara kita. Whoaaa… banyak juga, yaaaa.




Dilema carbon trade
 Jadi kalau perdagangan karbon begitu menguntungkan buat kedua negara, kenapa masih ada keberatan dari negara maju? FYI Amerika, Australia, Kanada, Jepang sempat menolak usulan emisi saat perundingan di UNCCC2007, lho.
 Keraguan yang utama apakah benar GRK akan berkurang dengan perdagangan karbon? Belum tentu, gals! Dr. Mezak A Ratag, kepala pusat penelitian damn pengembangan badan meteorologi dan geofisika, seperti dikutip dari kompas, menyatakan, “ Kalau kita melakukan penyerapan sekarang di Indonesia, misalnya, maka yang diserap adalah emisi dari Negara-negara maju di utara pada beberapatahun lalu. Mengingat usia atmosferyang bisa mencapai sekitar 150 tahunan, bisa jadi yang kita serap itu adalah emisi pada 40 tahun atau 50 tahun yang lalu”. Perdagangan karbon memang masih dalam perdebatan. Bahkan penelitian berapa jumlah karbondioksida yang diserap tiap pohon pun masih belum jelas.

Karbon trade di Indonesia 
 Dari hasil Bali Road Map, Negara maju tetap diwajibkan menurunkan emisi. Usaha carbon trade di Indonesia sekarang ini juga sudah berjalan. Indonesia menjadi proyek percontohan dari proyek Program Pengurangan Emisi dengan menjaga kawasan hutan aau reducing emissions from deforestation and degradation (REDD). Inggris sudah menyiapkan dana sebesar 1,6 milliar dollar AS melalui Environmental Transformation Fund untuk mitigasi (pengurangan) dan adaptasi perubahan iklim di Negara-negara berkembang. Selanjutnya pemerintah juga sudah mnyiapkan 15 lokasi yang terbesar di Indonesia untuk kawasan REDD. 
 Untuk saat ini, buang dulu pikiran negative kita. Semoga carbon trade berjalan lancer dan Negara kita makin maju berkat metode ini. Semangat!

Apa itu gas carbon?
 Gas carbon adalah komponen kimia yang bersifat seperti gas dan memiliki temperature panas yang bisa membuat kondisi bumi memenas juga. Jumlah gas carbon bisa dikurangi dengan menanam pohon, karena pohon menyerap banyak gas carbon untuk proses pertubuhan mereka.
 Gas carbon dikeluarkan oleh semua mahkluk hidup saat melakukan aktivitas. Termasuk saat kita sedang bernafas atau makan. Gas carbon paling banyak dikeluarkan oleh industri/pabrik, bahan-bahan yang menggunakan listrik dan menghasilkan panas seperti mobil, mesin cuci, hair dryer, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar